Inidia Gunung Dengan Mitos Pasar Setan Di Indonesia

Mitos Pasar Setan Gunung Lawu, Ditawari Belanja Wajib Beli - Solopos.com |  Panduan Informasi dan Inspirasi

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada banyak gunung-gunung yang ada di Indonesia. Bahkan, beberapa gunung masih aktif dan berpotensi terjadinya erupsi.

Selain menawarkan keindahan, di gunung juga terdapat mitos pasar setan yang diyakini sebagai tempat transaksi jual beli yang dilakukan makhluk gaib.

Lantas, mana saja gunung dengan mitos pasar setan di Indonesia? Yuk kita simak ulasan selengkapnya berikut ini.

  1. Pasar Bubrah Gunung Merapi

Gunung Merapi dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di Indonesia, berada di bawah kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Magelang di sebelah barat, Boyolali di utara dan timur, serta Klaten di sebelah tenggara.

Di Gunung Merapi ada sebuah kawasan yang dianggap kramat yang dinamai dengan Pasar Bubrah. Lokasinya berada di bawah puncak Gunung Merapi yang menawarkan suasana unik dengan tanah lapang serta bebatuan sisa erupsi.

Pasar Bubrah menjadi lokasi camping dan pos terakhir pendakian lantaran pendaki dilarang mendirikan tenda di puncak.

Meskipun disebut Pasar Bubrah bukan berarti tempat ini sebagai tempat jual beli yang dilakukan oleh manusia, akan tetapi diyakini sebagai pasar setan dimana banyak makhluk halus yang beraktivitas layaknya pasar pada umumnya.

Yang menariknya, bila para pendaki mendegar suara-suara aneh di kawasan tersebut, mereka harus melemparkan koin ke tanah serta mengumpulkan batu kerikil di sekitarnya.  Ritual ini dianggap sebagai cara untuk menghormati makhlus halus penjaga Gunung Merapi sekaligus untuk mendapatkan keberuntungan.

  1. Pasar Dieng Gunung Lawu

Gunung Lawu menyimpan mistis dengan keberadaan Pasar Setan atau yang dikenal sebagai Pasar Dieng.

Pasar ini menghadirkan pengalaman unik bagi para pendaki. Dimana, saat melintasi Pasar Setan, para pendaki mungkin akan mendegar suara orang yang beranya, “beli apa dik?”.

Jika mendengar suara itu, pendaki diharapkan menjawab seolah-olah sedang bertransaksi untuk membeli barang, seperti daun, batu, tanah, dan benda lain yang ada sekitarnya. Lalu pendaki harus melemparkan uang ke arah suara yang terdengar.

Jika para pendaki tidak melakukan ritual tersebut, dipercaya para pendaki akan mendapatkan kesialan atau hambatan dalam perjalanan mendakinya.

  1. Pasar Setan Gunung Salak

Bagi masyarakat Sunda, Gunung Salak dianggap sebagai gunung suci, terutama lantaran dianggap sebagai tempat hilangnya Prabu Siliwangi, pendiri Kerajaan Padjajaran. Selain itu, Gunung Salak juga dianggap sebagai tempat turun dan bersemayamnya para barata dari Kayangan.

Bukan hanya itu, ada kepercayaan masyarakat bahwa terdapat pasar setan di Gunung Salak. Ada sebuah cerita yang berkaitan dengan pasar setan ini. Dimana, ada seorang pendaki membeli pisang goreng.

Namun, beberapa saat kemudian, ia mulai menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang berjualan disana, apalagi yang berjualan goreng pisang. Meskipun demikian, masih beruntung pendaki tersebut selamat tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan dan bisa kembali menemui teman-temannya.

  1. Pasar Anjaya antara Gunung Lompobattang dan Gunung Bawakaraeng

Pasar Anjaya menawarkan tanah lapang dikelilingi oleh hutan yang luas, menyajikan panorama alam yang mempesona.

Namun, di balik keindahannya, kawan yang berada di tengah hutan Sulawesi Selatan ini terselip kisah mistis yang sangat menyeramkan.

Para pendaki dilarang untuk mendirikan tenda di tempat tersebut lantaran diyakini bisa membuka pintu bagi mereka untuk mendengar suara gemuruh keramaian dari pasar setan yang tersembunyi. Tentunya hal ini cukup menyeramkan bagi para pendaki yang bandel dan mencoba mendirikan tenda disana.